Sabtu, 19 Maret 2011

PERBEDAAN PENDEKATAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF


PERBEDAAN PENDEKATAN
PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
I. Pendahuluan
Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tidak terbatas

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
II. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa permasalahan, diantaranya adalah :
1. Arti Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
2. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
3. Perbandingan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
III. Pembahasan
A. Arti Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. Walaupun populasi penelitian besar, tetapi dengan mudah dapat dianalisis, baik melalui rumus-rumus statistik maupun komputer. Jadi pemecahan masalahnya didominasi oleh peran statistik. Pendekatan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif, yaitu berangkat dari persoalan umum (teori) ke hal khusus sehingga penelitian ini harus ada landasan teorinya.
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang memecahkan masalahnya dengan menggunakan data empiris. Baik pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif desainnya sama, yang membedakan adalah kemauan dan kepentingan peneliti itu sendiri. Perlu diketahui, bahwa tidak semua seluruhnya dari penelitian kuantitatif menggunakan desain yang tidak jauh beda dengan desain penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dengan format deskriptif itulah yang desainnya mirip dengan desain penelitian kuantitatif.
B. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Diantara perbedaan dari kedua penelitian ini dapat dijabarkan secara jelas pada tabel :
ASPEK
KUANTITATIF
KUALITATIF
1. Tujuan
o Membuat deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah fenomena dapat dikontrol melalui beberapa intervensi
o Menjelaskan,meramalkan,dan atau mengontrol, hubungan, pengaruh,sebab akibat feno- mena melalui pengumpulan data terfokus dari data nume-rik
o Mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperhitungkan kon teks yang rele-van.Landasan pikir,pikiran-pikiran,dan ide-ide.
o Memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam makna
2.Pendekatan
o Menjelaskan penyebab feno-mena sosial melalui pengu-kuran objektif dan analisis numerikal.
o Berasumsi bahwa subject matter suatu ilmu sosial adalah amat berbeda dengan subject matter dari ilmu fisik/alamiah dan mempersya-ratkan tujuan yang berbeda untuk inkuiri dan seperangkat metode penyeli-dikan yang berbeda. Induktif, berisi nilai (subjektif), holistik, dan berorentasi proses.
3.Kegiatan/
aktivitas
utama
o Mengukur atau mengamati dengan pertanyaan pertanya-an
o Mengamati dan memahami maknanya.
4.Asumsi
o Berasumsi bahwa tujuan dan metode ilmu sosial adalah sama dengan ilmu fisik / alamiah dengan jalan mencari teori yang dites atau dikonfir-masikan yang menjelaskan fenomena,deduktif,bebas nilai (objektif),terfokus,dan berorentasi tujuan
o Perilaku terikat konteks dimana hal itu terjadi dan kenyataan sosial tidak bisa direduksi menjadi variabel-variabel sama dengan kenya-taan fisik. Berupaya mencari pemahaman tentang kenya-taan dari segi perspektif orang dalam menerima subjektivitas dari peneliti dan pemeran serta.
5. Model
Penjelasan
o Penemuan fakta sosial tidak berasal dari persepsi subjektif dan terpisah dari konteks.
o Upaya generalisasi tidak dike-nal karena perilaku manusia selalu terikat konteks dan harus diinterprestasikan kasus per kasus.
6. Nilai
o Bergantung pada model penjelasan hipotetik-deduktif dengan memulai dari teori dari mana hipiotesis ditarik dan dites dengan menggunakan prosedur yang ditentukan terlebih dahulu.
o Beragumentasi bahwa peneliti senantiasa terikat nilai dan peneliti harus eksplisit tentang peranan bahwa nilai meme-gang peranan dalam sesuatu studi. Beranggapan bahwa nilai merupakan sesuatu pilihan yang inheren dalam a;) masalah yang harus diseli-diki,b) metode yang harus diteliti,c) cara untuk mengin-terprestasi, dan d) konteks dimana studi itu berada.
7. Alasan
o Menerima nilai peneliti dapat berperan dalam permasalahan yang sedang diteliti, tetapi penelitian itu sendiri harus bebas nilai dengan prosedur khusus yang dirancang untuk mengisolasikan dan mengeluarkan unsur-unsur subjektif dan mencari kenyataan objektif.
o Induktif melakukan penga-matan dan menarik kesim-pulan.
8. Desain
o Berupaya memahami feno-mena yang kompleks dengan jalan menganalisis bagian-bagian komponen(disebut variabel). Setiap upaya pene-litian menguji hanya bebe-rapa dari kemungkinan vari-abel yang dapat diteliti; Konteks situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikum-pulkan dalam beberapa interval dan fokus pada pengukuran yang tepat.
o Fleksibel/luwes, dikembang-kan, umum, dinego-siasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhusus-kan hanya dalam istilah umum sebelum studi dilakukan. Tidak mengikut-kan intervensi dan berupaya agar gangguan sedikit mungkin.
9. Dasar
penelitian
o Ekstensif, yang dengan hal itu mempengaruhi studi. Pengka-jian teori diperlukan untuk menemukan konsep, variabel, dan menata penelitian hipo-tesis.
o Naturalistik (sebagaimana adanya) sejauh mungkin.,
10. Data
o Random/acak; dimaksudkan untuk memilih dari sejumlah besar individu dalam populasi dimasukkan dalam sampel yang dianggap mewakili. Hal itu digunakan untuk menggeneralisasi hasilnya kepada populasi, stratifikasi, kelompok kontrol, mengon-trol variabel ekstraneus.
o Naratif, deskriptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen resmi dan video tapes, transkip.
C. Perbandingan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Terdapat sejumlah perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa penelitian kuantitatif mengejar generalisasi dan hukum, sedang penelitian kualitatif menekuni keunikan. Misalnya : sehubungan dengan tahap-tahap perkembangan psikologi, para ahli psikologi perkembangan yang melakukan penelitian secara kuantitatif memperoleh kesimpulan: ”umumnya anak mengalami kegoncangan ketika memasuki pasa pubertas”. Dengan kata lain mereka ingin mengatakan bahwa kegoncangan yang dialami anak-anak ketika memasuki masa pubertas bersifat universal. Margareth Mead dalam penelitiannya secara kualitatif yang dibukukan dengan judul ”Coming Age in samoa” menjelaskan bahwa anak-anak di suku Samoa tidak mengalami kegoncangan ketika memasuki masa pubertas. Oleh karenanya, Mead mengambil kesimpulan bahwa ”kegoncangan yang dialami anak-anak ketika memasuki masa pubertas ternyata tidak universal”. Berangkat dari kesimpulannya, Mead menyatakan bahwa kegoncangan memasuki masa pubertas tidak dialami sama oleh anak-anak di seluruh dunia. Kegoncangan memasuki masa pubertas tidaklah bersifat biologis, tapi bersifat kultural.
Untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif, maka tabel dibawah ini menyajikan perbedaan keduanya secara komprehensif.
Tabel
Perbandingan antara Penelitian Kuantitatif
dan Penelitian Kualitatif
· Kuantitatif
Karakteristik
· Kualitatif
Karakteristis
1. Pengaruh dari model penelitian alam
2. Bersifat behavioristik-mekanistik-empiristik.
3. Memecah keutuhan kedalam bagian-bagian yang disebut variabel. Pemahaman keutuhan dilakukan dari bagian-bagiannya
4. Bersifat nomoterik, dimana tujuan penelitian adalah untuk menda-patkan aturan, hukum atau prinsip saintifik yang berlaku universal.
5. Bersifat artifisial dimana aktivitas perilaku diintervensi dengan instrumen yang dirancang untuk mengkonversi kualitas menjadi kuantitas.
6. Menggunakan pendekatan etik dengan mengambil jarak dari mereka yang diteliti agar pengamatan dapat dilakukan secara objektif.
7. Menjunjung tinggi objektivitas dan netralitas dari nilai dan prasangka subjektivitas.
8. Desai yang ketat dan permanen.
9. Objek dijinakkan untuk dijelaskan
10. Objek menjadi responden yang memberikan respons atas instrumen.
11. Generalisasi berlaku untuk wilayah populasi asal sampel diambil.
1. Pengaruh ilmu tafsir hermene-unik dalam linguistik.
2. Kebenaran bersifat relatif, tafsiriah dan interpretif.
3. Latar bersifat alamiah
4. Membiarkan konteks sebagai sebuah keutuhan. Makna berada dalam keutuhan konteks yang tidak dapat dipahami dari bagian-bagiannya.
5. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan makna dan pemahaman
6. Brsifat ekploratif atau mene-mukan teori atau alur logika riset teori.
7. Menggunakan pendekatan emik, yaitu usaha untuk mendapatkan penerimaan dan kepercayaan dari subjek sebagai komunitas budaya dengan membaur berpartisipasi dalam aktivitas mereka agar mereka menceritakan makna dalam kebudayaannya.
8. Menjunjung tinggi subjektivitas.
9. Desain yang tentatif dan fleksibel.
10. Subjek berusaha dipahami.
11. Subjek berlaku sebagai pemberi informasi
12. Generalisasi bersifat ekstrapola- tif.
· Prosedur
1. Merumuskan masalah.
2. Menyusun kerangka teori dan mengajukan hipotesis
3. Mengembangkan instrumen berda-sarkan kerangka teori dan menggu-nakannya untuk pengumpulan data
4. Menganalisis data untuk menguji hipotesisi dan menjawab masalah.
· Prosedur
1. Merumuskan masalah
2. Melakukan kajian pustaka untuk mendapatkan batasan-batasan penelitian
3. Melakukan pengumpulan infor-masi dengan pengamatan ter-libat, wawancara mendalam dan analisis dokumen
4. Menguji keabsahan informasi untuk ditingkatkan menjadi fakta.
5. Analisis fakta untuk menemu-kan pola kultural subjek peneli-tian dan menjawab masalah.
· Pemanfatan
Penelitian kuantitatif digunakan apabila tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan gejala alam. Dalam pengelolaan variabelnya, penelitian dapat dilakukan secara deskriptif, korelasional atau kompa-ratif.
· Pemanfaatan
Penelitian kualitatif digunakan apabila tujuan penelitian tidak hanya memberikan penjelasan mengenai hubungan gejala, tapi lebih dari itu menjelaskan alasan-alasan adanya hubungan itu.
· Kelebihan
1. Menghasilkan teori yang kuat yang propabilitas kebenaran dan tole-ransi kesalahannya dapat diperhi-tungkan.
2. Kebenaran teori yang dihasilkan selalu terbuka untuk diuji kembali
3. Analisa yang dilakukan atas angka menghindarkan unsur subjek-tivitas.
· Kelebihan
1. Kemampuannya memahami makna di balik perilaku.
2. Mampu menemukan teori baru untuk setting kebudayaan yang diteliti.
· Kekurangan
1. Tidak dapat mengungkap makna yang tesembunyi
2. Pengembangan teori lambat
3. Kegunaannya rendah karena pengambil kebijakan berada di luar penelitian
· Kekurangan
1. Hasil penelitian bersifat subjek-tif.
2. Temuan teori hanya berlaku untuk setting kebudayaan yang terbatas.
3. Kegunaan teori yang dihasilkan rendah karena belum tentu dapat dimanfaatkan.
IV. Kesimpulan
Dari urai diatas pemakalah bisa menarik kesimpulan bahwa :
1. Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian,memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif,mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar,bersifat deskriptif, lebih memntingkan proses dari pada hasil,membatasi studi dengan fokus
2. Dasar teoretis penelitian kualitatif bertumpu pada pendekatan fenomenologis
3. Penelitian kualitatif sebagai penelitian alamiah
4. Penelitian kuantitatif sebagai penelitian ilmiah
Penelitian mempunyai keunggulan dalam menemukan kebenaran secara teratur, terencana, terkontrol, dan sistematis. Dalam ilmu penelitian dapat dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif dalam ilmu psikologi dan pendidikan mempunyai karakteristik :
1. Pengaruh metode penelitian alam
2. Bersifat behavioristik-mekanistik-empirik
3. Memberikan perhatian pada hasil (produk)
4. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan aturan umum, hukum atau prinsip yang bersifat umum
5. Kualitas diubah menjadi kuantitas
6. Konfirmasi teori
7. Menjunjung tinggi objektivitas
8. Desai penelitian yang ketat dan permanen
Penelitian kuantitatif dalam psikologi dan pendidikan mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan penelitian kuantitatif adalah pada objektivitasnya yang memungkinkan diperoleh kesimpulan yang kuat dan terbuka untuk diuji kembali. Adapun kelemahannya adalah perlakuannya pada manusia sebagai makhluk biologis yang pasif dan dapat dikendalikan oleh alam, sehingga perilakunya dapat dimanipulasi dengan memanipulasi lingkungannya.
V. Penutup

Dalam penelitian sosial, terdapat ketidaksepakatan pendekatan yang menimbulkan munculnya pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kedua pendekatan ini mempunyai pandangan yang berbeda dalam memandang kebenaran dan cara mencapainya. Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran tampak dalam perilaku yang dapat diukur sehingga dapat dikaji secara objektif dan netral. Sebaliknya, penelitia kualitatif memandang kebenaran sebagai sesuatu yang tersembunyi dan hanya dapat ditafsirkan. Kebenaran bersifat relatif dan subjektif.
DAFTAR PUSTAKA
· Purwanto, M.Pd.(2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
· Dr.Ir. Masyhuri, MP. & Drs. M. Zainuddin, MA.(2009).Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung : PT Refika Aditama